Ketika Tuhan di Gugat ke Pengadilan
Seseorang yang tidak pernah percaya dengan adanya Tuhan, ialah orang yang
menganggap bahwa dirinya seorang Atheis. Dia bernama Kanji Lalji Mehta (Paresj Rawal),
ironisnya ia menjual Dewa-Dewa atau Tuhan, maksud dari pada itu ialah ia
menjual patung-patung Dewa atau Tuhan (Hindu). Dia adalah satu-satunya orang yang
berpikir kritis disamping ia seorang atheis, dimana orang lain sedang sibuk
dengan penyembahannya kepada sang penciptanya pada saat itu. Yang menurutnya
Tuhan itu tidak ada sama sekali, kalau pun ada pastilah ia bisa melihat Tuhan.
Dia menganggap bahwa apa pun yang terjadi padanya adalah sesuatu hal yang
semestinya sesuai dengan perbuatannya, bukan karena Tuhan. Hingga pada saat
nya, ia menghentikan sebuah upacara keagamaan, lalu seorang pendeta bernama Siddheswar
Maharaj (Govind Namdev) menyela dia atas kekacauan yang diperbuatnya terhadap upacara yang sakral
tersebut. Pendeta tersebut mengatakan: “Terkutuk lah engkau atas apa yang kau
perbuat, karena Dewa akan marah atas hal tersebut”. Demikian pada saat itu juga
ia mendapati berita, bahwa tokonya telah hancur karena gempa. Dengan kondisi
tersebut, ia sama sekali tidak menginsyafi bahwa hal demikian adalah perbuatan
Tuhan.
Keluarganya sangat khawatir, karena toko tersebut merupakan mata
pencaharian satu-satunya yang dimiliki dan terancam kebangkrutan. Adapun
perusahaan asuransi menolak membayar ganti rugi karena kejadian itu adalah
bencana alam. Sedang yang tertulis dalam surat perjanjian bahwa asuransi tidak
mengganti kerugian atas hal-hal yang disebabkan oleh Tuhan (Act of God). Tentu
saja hal tersebut membuat Kanji marah, karena pihak asuransi mengatakan
“seharusnya ia meminta rigi kepada Tuhan”, sementara selama ini Kanji tidak mempercayai adanya
Tuhan itu sendiri. Bagaimana mungkin ia percaya kepada perbuatan Tuhan
sedangkan ia sendiri tidak mempercayai adanya Tuhan itu sendiri.
Teringat perkataan perusahaan asuransi mengenai rekomendasinya bahwa
seharusnya ia komplen kepada Tuhan, bukan kepada pihak asuransi kerena kejadian
tersebut merupakan bentuk perbuatan Tuhan (Act of God), maka Kanji pun beserta
partnernya Mahadev, bisa sampai kepada kesimpulan untuk menggugat Tuhan ke
pengadilan sebagai ide agar pihak asuransi bisa mengganti rugi.
Kanji sangat bersih keras untuk menggugat Tuhan ke meja pengadilan, namun
nyatanya tidak ada satu pun pengacara yang mau dan setuju membela atas
gugatannya terhadap Tuhan. Sudah barang tentu orang lain mempercayai Tuhan
selain dirinya. Namun atas saran pengacara lumpuh Hanif Qureshi (Om Puri),
kanji bisa maju ke meja pengadilan dengan membela dirinya sendiri. Hanif hanya
bersedia membantu Kanji dalam mengumpulkan berkas-berkas pengadilan dan surat
menyurat. Karena Kanji tidak mengetahui kemana surat tuntutan dialamatkan, maka
ia mengirimkan sasaran surat tersebut ke kuil tempat pemujaan, dimana
orang-orang menyembah Tuhannya disana.
Tentu saja Kanji yang telah menuntut Tuhan ganti rugi hingga menggugat ke pengadilan mendapat cacian dan
cercaan dari masyarakat. Bahkan sekelompok orang berusaha untuk membunuhnya
sehingga ia dikejar-kejar masa. Pada saat ia sedang di kejar-kejar, seseorang
pria bermotor besar menolongnya dan membawanya ke tempat yang aman dan
membawannya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah ia mendapati keluarganya akan
pergi mengungsi karena cercaan dari masyarakat yang terus mengamuk
berbondong-bondong datang ke rumahnya.
Malam harinya, pria yang telah menyelamatkan Kanji datang ke rumahnya
layaknya Dewa yang turun dari langit dan mengaku sebagai Krisna Vasudev Yadav
(Akhsay Kumar) dari Gokul. Krisna menyampaikan bahwa ia telah membeli rumahnya
yang sebelumnya telah digadaikan, namun walaupun Krisna telah membelinya, Kanji
tetap bisa tinggal di rumahnya.
Persidangan semakin hari semakin membuat meningkatnya popularitas Kanji,
karena semua perkataan dan gagasannya saat debat dipengadilan dapat masuk
diakal, masuk logika. Sehingga orang-orang dari berbagai agama (kecuali Buddha)
datang dan pula ingin menuntut para dewa atau Tuhannya atas perbuatan-Nya
berbagai musibah yang mereka alami dalam hidup.
Sementara itu, Krisna berusaha menanampkan nilai-nilai kerohanian kepada
Kanji untuk meringankan masalah-masalah yang sedang dihadapi Kanji. Krisna
meminta Kanji untuk membaca kitab suci keagamaan. Dengan berbekal ilmu yang ia
dapat dari kitab suci tersebut, Kanji semakin yakin dengan persidangannya di
pengadilan. Kanji pun bertaji dan semakin menantang Tuhan, akibatnya yang
terjadi tiba-tiba Kanji mengalami stroke, dan persidangan menggantung.
Kenyataan yang didapat Kanji pun tak bisa dipungkiri bahwa hal yang menimpa
dirinya merupakan perbuatan Tuhan (Act of God). Disamping dirinya telah
terbaring beberapa bulan lamanya, masyarakat malah menjadikan Kanji sebagai
Tuhan atau dewa baru mereka, karena telah membuat mereka membuka lebar-lebar
mengenai gagasan tentang Tuhan. Pula hal tersebut karena dipropokatori oleh
para pendeta untuk bisa menyingkirkan Kanji dari pandangan masyarakat.
Hingga akhirnya Kanji terbangun dari koma dan orang pertama yang dilihatnya
ialah Krisna, sambil mengatakan bahwa penyakit yang tengah ia alami adalah
perbuatan Tuhan, karena Kanji tidak percaya Tuhan dengan hati yang letaknya di
sebelah kiri, maka Tuhan telah mematikan bagian kiri badannya mati pula. Namun
Krisna tengah menyembuhkan Kanji yang terbaring tak berdaya dengan berbicara
gagu tidak jelas, hingga Kanji bisa pulih seutuhnya. Pada saat itu pula Kanji
melihat sosok yang belum pernah ia kenal setelah sekian lamanya, kini
menampakkan secara langsung dihadapannya, dan ia adalah Dewa Krisna (Tuhan).
Krisna yang selama ini bersamanya sebagai seorang teman, ternyata ia adalah
Tuhan yang belum ia kenal. Kanji sangat terharu dan diantara bertanya-tanya,
mengapa Tuhan hanya menampakkan dirinya kepadanya saja. Pada saat itu pula
Kanji mulai tersadar akan pengakuannya terhadap keberadaan Tuhan.
Dengan permintaan Krisna untuk mulai beranjak menyadarkan orang-orang diluar sana, Kanji pun kabur dari
rumah sakit dan menjelaskan kepada masyarakat mengenai anggapan-anggapan mereka
mengenai Tuhan. Kanji memulai pembicaraanya bukan lagi sebagai seorang Atheis
tapi kini menjadi Theis (Hindu). Hingga akhirnya Kanji mulai hidup, membuka
lembaran baru sebagai umat yang beragama. Krisna mengucapkan pesan untuk Kanji
bahwa “Seorang Atheis menjadi Theis sesungguhnya ia akan menjadi Theis sejati.
THE END