A. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN
Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa
pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan
kaum muslimin banyak yang mengerahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. Sehingga pada masa pembaharuan tersebut ilmu
pengetahuan, kebudayaan dan ajaran islam berkembang di berbagai Negara seperti
Negara India, Turki, Mesir dan lainnya.
B. TOKOH PEMBAHARU
Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam
timbul kesadarannya tentang pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran
yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Hal ini karena timbulnya ide-ide pembaruan
dalam islam yang munculnya keprihatinan para
pemuka dan penguasa Islam mengenai pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan
ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman
hidup. Karena umat Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak
penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah, tahayul,
klenik, perdukunan, kemusrikan dan lainnya, sangat merebak dan hampir seperti
kehidupan Jahiliyah.
Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncul
lah para pembaharu yaitu suatu gerakan pemurnian terhadap ajaran agama Islam
yang sesuai dengan ajaran yang bersumber pada Qur’an dan Hadits. Mereka
memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Selain mengajak
umat islam untuk kembali pada ajaran yang sesungguhnya, para pembaharu juga mempunyai
tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan
maupun kebudayaan. Dalam penerapannya juga disesuaikan untuk suasana baru yang
ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi. Berikut
tokoh-tokoh pembaharu dengan ajarannya tersebut yaitu diantaranya :
1. Dalam Bidang Aqidah
Ia adalah
Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia.
Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki
kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat
di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh
ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam.
Muhammad Abdul Wahab banyak
melakukan dakwah setiap kali dia berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain, hingga pada akhirnya ia mendapatkan keberhasilannya dalam berdakwah di
Dir’iyah. Dalam da’wahnya ia sangat memusatkan perhatiannya pada persoalan paham
tauhid, maka dari itu ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli
ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
b.
Taklid
kepada ulama tidak dibenarkan
c.
Pintu
ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
2.
Dalam Bidang
Ilmu Pengetahuan
Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang
yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan
pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab
pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat
Al_qur’an )
Artinya : “Dan seandainya
pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada
tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya
(dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha
bijaksana.” (QS luqman : 27)
Sultan Mahmud II (Al Fatih) |
1. Sultan Mahmud II (Al Fatih)
Ia memerankan dua bidang dalam perkembangan ilmu pengetahuan ajaran islam :
a. Dalam bidang hukum, ia menghapus hukuman mati.
Ia juga menghilangkan peraturan yang menyita harta orang yang di buang atau di
usir karena melakukan perbuatan asusila.
b.
Dalam bidang
pendidikan ia menetapkan untuk memasukkan pendidikan-pendidikan modern. Ia juga
mendirikan sekolah militer, teknik, kedokteran, dan pembedahan.
2.
Jamaludin Al
Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Ia lahir di
Afganistan pada tahun 1839. Aktifitasnya berpindah – pindah dari negeri satu ke
negeri yang lain. Dan pada tahun 1869 M ia pindah ke India.
Ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Walaupun ia tidak
melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun ia mendirikan
Al uruwah Al Wusqo dengan tujuan untuk memperkuat rasa persaudaran islam dan
membawa islam kepada kemajuan. Gagasannya untuk mendirikan sebuah
universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki walaupun menghadapi
tantangan kuat dari para ulama.
Munurut
Jamaluddin al Afgani agama islam sesuai dengan segala bangsa dan perkembangan
zaman. Kalau terjadi kemunduran bukan karena ajaran islam tetapi karena umat
islam itu sendiri meninggalkan ajaran agamanya, untuk itu kembalilah ke ajaran
Islam yang murni berdasarkan alQuran dan Hadist.
3.
Muhammad
Abduh (Mesir 1849-1905)
Ia
mendapatkan pendidikan tinggi di Universitas al Azhar pada tahun 1866 M sampai
1877. Pada tahun 1880 M ia di angkat menjadi redaktur surat kabar al Waqa’i
Misriyyah. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh sangat memengaruhi umat Islam
kala itu. Ide-idenya banyak di tuangkan dalam beberapa karya tulis
murid-muridnya, di antaranya Muhammad Rasyid Rida yang menulis majalah al Manar
dan tafsir al Manar. Muridnya ini (Rasyid Rida) menafsirkan Alquran dengan gaya
modern.
4.
Sa’ad Zaghlul
Sebagai
pemimpin nasional, Zaghul menyatakan bahwa nasionalisme akan bangkit dengan
melalui pendidikan yang baik. Maka dari itu, ia banyak mendirikan sekolah,
dan mendirikan perguruan Tinggi Hakim Agama.
Dalam pemerintahannya ia ingin mewujudkan kesejahteraan bagi setiap golongan dan
ingin menciptakan keharmonisasi umat Islam, Yahudi dan Kristen. Dalam
pandangannya nasionalisme harus menghilangkan perbedaan agama.
5.
Thaha Husain
Ia mengenyam pendidikan tinggkat tinggi di Al
Azhar . Setelah tamat dari al Azhar ia melanjutkan studinya di Paris . Pada
tahun 1919 M ia mengajar di Universitas Kairo dan Universitas Alexandria. Thaha
Husain menganut faham Nasionalisme Mesir. Ia menganjurkan agar Islam di ajarkan
disekolah - sekolah Nasional. Ia tidak melepaskan diri dari ikatan agama, tetapi
ia juga sangat menekankan pengetahuan umum modern, seperti pendidikan di negara
– negara Barat.
3. Dalam Perkembangan Kebudayaan
Demi
berlangsungnya jalannya ibadah bagi umat islam, maka di kembangkanlah karya
seni, tulis dan arsitek berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti
masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al
Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi sebagai karya seni
tulisnya yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan
kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasal dari gereja Aya Sophia.
Adapun hasil karya dalam
pengembangan islam ini diantaranya yaitu :
1.
Kaligrafi
2.
Sastra
3.
Arsitek
C.
HIKMAH MEMPELAJARI
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA PEMBAHARUAN
1.
Menyikapi
kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan
ajaran Al Qur’an dan hadis.
2.
Menumbuhkan
langkah-langkah inovatif untuk menjalin tali silaturahmi.
3.
Memotivasi diri
untuk memperoleh kemajuan dari prilaku yang negatif atau kurang baik tidak di
lakukan kembali.
4.
Membangun
masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu.
5.
Menumbuhkan
sikap keprihatinan terhadap ajaran yang sesungguhnya.
6.
Terhindar dari penyimpangan-penyimpangan
dari sumber asalnya, penyakit bid’ah.
4 komentar:
Maksih atas resumannya sangat bermanfaat😊
izin copy paste ya ka
sangat bermanfaat, izin copy paste. makasih 😊
izin copas kak, terimakasih
Posting Komentar