Sabtu, 26 Oktober 2013

RESUME "PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN"



A.  PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN

Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengerahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. Sehingga pada masa pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran islam berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir dan lainnya.

B.  TOKOH PEMBAHARU

Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul kesadarannya tentang pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Hal ini karena timbulnya ide-ide pembaruan dalam islam yang  munculnya keprihatinan para pemuka dan penguasa Islam mengenai pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Karena umat Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah, tahayul, klenik, perdukunan, kemusrikan dan lainnya, sangat merebak dan hampir seperti kehidupan Jahiliyah.
Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncul lah para pembaharu yaitu suatu gerakan pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber pada Qur’an dan Hadits. Mereka memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Selain mengajak umat islam untuk kembali pada ajaran yang sesungguhnya, para pembaharu juga mempunyai tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Dalam penerapannya juga disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi. Berikut tokoh-tokoh pembaharu dengan ajarannya tersebut yaitu diantaranya :

1.    Dalam Bidang Aqidah

Ia adalah Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam.
Muhammad Abdul Wahab banyak melakukan dakwah setiap kali dia berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, hingga pada akhirnya ia mendapatkan keberhasilannya dalam berdakwah di Dir’iyah. Dalam da’wahnya ia sangat memusatkan perhatiannya pada persoalan paham tauhid, maka dari itu ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
a.    Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
b.    Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
c.    Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup

2.    Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an )

 





Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Sultan Mahmud II (Al Fatih)
Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut.

1.    Sultan Mahmud II (Al Fatih)
Ia memerankan dua bidang dalam perkembangan ilmu pengetahuan ajaran islam :
a.    Dalam bidang hukum, ia menghapus hukuman mati. Ia juga menghilangkan peraturan yang menyita harta orang yang di buang atau di usir karena melakukan perbuatan asusila.
b.                  Dalam bidang pendidikan ia menetapkan untuk memasukkan pendidikan-pendidikan modern. Ia juga mendirikan sekolah militer, teknik, kedokteran, dan pembedahan.
2.    Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Ia lahir di Afganistan pada tahun 1839. Aktifitasnya berpindah – pindah dari negeri satu ke negeri yang lain. Dan pada tahun 1869 M ia pindah ke India. Ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Walaupun ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun ia mendirikan Al uruwah Al Wusqo dengan tujuan untuk memperkuat rasa persaudaran islam dan membawa islam kepada kemajuan. Gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki walaupun menghadapi tantangan kuat dari para ulama.
Munurut Jamaluddin al Afgani agama islam sesuai dengan segala bangsa dan perkembangan zaman. Kalau terjadi kemunduran bukan karena ajaran islam tetapi karena umat islam itu sendiri meninggalkan ajaran agamanya, untuk itu kembalilah ke ajaran Islam yang murni berdasarkan alQuran dan Hadist.
3.    Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905)
Ia mendapatkan pendidikan tinggi di Universitas al Azhar pada tahun 1866 M sampai 1877. Pada tahun 1880 M ia di angkat menjadi redaktur surat kabar al Waqa’i Misriyyah. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh sangat memengaruhi umat Islam kala itu. Ide-idenya banyak di tuangkan dalam beberapa karya tulis murid-muridnya, di antaranya Muhammad Rasyid Rida yang menulis majalah al Manar dan tafsir al Manar. Muridnya ini (Rasyid Rida) menafsirkan Alquran dengan gaya modern.
4.    Sa’ad Zaghlul
Sebagai pemimpin nasional, Zaghul menyatakan bahwa nasionalisme akan bangkit dengan melalui pendidikan yang baik. Maka dari itu, ia banyak mendirikan sekolah, dan  mendirikan perguruan Tinggi Hakim Agama. Dalam pemerintahannya ia ingin mewujudkan kesejahteraan bagi setiap golongan dan ingin menciptakan keharmonisasi umat Islam, Yahudi dan Kristen. Dalam pandangannya nasionalisme harus menghilangkan perbedaan agama.
5.    Thaha Husain
Ia mengenyam pendidikan tinggkat tinggi di Al Azhar . Setelah tamat dari al Azhar ia melanjutkan studinya di Paris . Pada tahun 1919 M ia mengajar di Universitas Kairo dan Universitas Alexandria. Thaha Husain menganut faham Nasionalisme Mesir. Ia menganjurkan agar Islam di ajarkan disekolah - sekolah Nasional. Ia tidak melepaskan diri dari ikatan agama, tetapi ia juga sangat menekankan pengetahuan umum modern, seperti pendidikan di negara – negara Barat.

3.    Dalam Perkembangan Kebudayaan
Demi berlangsungnya jalannya ibadah bagi umat islam, maka di kembangkanlah karya seni, tulis dan arsitek berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi sebagai karya seni tulisnya yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasal dari gereja Aya Sophia.
Adapun hasil karya dalam pengembangan islam ini diantaranya yaitu :
1.    Kaligrafi
2.    Sastra
3.    Arsitek

C.  HIKMAH MEMPELAJARI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA PEMBAHARUAN

1.    Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis.
2.    Menumbuhkan langkah-langkah inovatif untuk menjalin tali silaturahmi.
3.    Memotivasi diri untuk memperoleh kemajuan dari prilaku yang negatif atau kurang baik tidak di lakukan kembali.
4.    Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu.
5.    Menumbuhkan sikap keprihatinan terhadap ajaran yang sesungguhnya.
6.    Terhindar dari penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Maksih atas resumannya sangat bermanfaat😊

Unknown mengatakan...

izin copy paste ya ka

pija mengatakan...

sangat bermanfaat, izin copy paste. makasih 😊

kaa mengatakan...

izin copas kak, terimakasih