Sabtu, 26 Oktober 2013

Resensi Novel Pulau Hantu (Ghost Island)



Judul Buku      : Pulau Hantu (Ghost Island)
Penulis             : Setyawan Barrie
Penerbit           : Gagas Media
Tahun Terbit    : 2008
Tebal               : 152 halaman; 11,5 x 19 cm
Kategori          : Novel Adaptasi

Dua pemuda yang terjebak di pulau yang berhantu dan penuh misteri yaitu Pulau Madara. Dua pemuda tersebut bernama Dante dan Nero. Mereka behasil selamat dari teror Pulau Madara. Sebelumnya mereka berdelapan datang ke pulau itu, namun teman-teman yang lainnya itu tewas dengan mengenaskan dan mengerikan.
Saat Dante sedang berusaha memikirkan jalan keluar dari Pulau terkutuk itu, datang serombongan  anak muda. Mereka akan mengadakan rave party untuk perayaan pernikahan teman mereka.
Dante dan Nero berusaha meyakinkan mereka bahwa pulau itu terlalu bahaya. Pulau Madara menyimpan kutuk dan dendam yang akan terpuaskan.
Tidak ada yang percaya, hingga satu demi satu kejadian mengerikan mulai menimpa rombongan itu. Dante dan Nero berusaha untuk menyelamatkan rombongan tersebut, namun mereka masih enggan karena dua ratus undangan akan datang ke Pulau itu untuk ikut party.
Maka terjadilah tragedi berdarah di Pulau itu. Sementara Dante dan Nero berusaha untuk keluar dari keramaian rave party dan keganasan dari Pulau Hantu tersebut.
Jalan cerita selanjutnya dante dan nero masih tanda tanya, “akankah dante dan nero berhasil lolos dari Pulau Madara?”. Jika di lihat dari jalan ceritanya, novel ini bagus karena memiliki alur maju kemudian mundur lalu maju lagi, atau campuran. Cerita ini menggambarkan keadaan dan situasi di sebuah pulau yang penuh dengan kutuk dan dendam, dimana dante dan nero terjebak di pulau tersebut.
Novel ini memiliki unsur fiktif, karena menceritakan suatu tempat yang tidak jelas adanya, dan memang tidak ada, dapat dikatakan pula dengan mistik. Dalam novel ini banyak mengungkapkan hal yang tidak mungkin ada ataupun terjadi, karena hanya ingin menggambarkan suatu sosok yang dapat menarik dari pada novel ini.
Membaca pengenalan peristiwa, terdapat suatu tragedi yang entah bagaimana dapat terjadi begitu saja tanpa mengenai suatu alasan, agar pembaca dapat mengetahui. Pelakon kecil yang menjadi peran Tania di dalam novel ini, dapat membingungkan karena berkenaan dengan hantu yang ada di pulau tersebut.
Jika membaca bagian akhir ceritanya terkesan menarik, karena penuh dengan tanda tanya, “akankah pulau madara akan tetap menyimpan kutuk dan dendam, setelah terpuaskan?”. Kalimat ini mewakili bahwa novel ini membuat para pembaca penasaran. Sehingga pembaca menantikan cerita selanjutnya.

Tidak ada komentar: