Sabtu, 04 Januari 2014

RESENSI NOVEL



THE OLD MAN AND THE SEA
LELAKI TUA DAN LAUT

 


Judul Novel                 : The Old Man And The Sea J
Judul Terjemahan        : Lelaki Tua Dan Laut
Penulis                         : Ernest Hemingway
Penerjemah                  : Yuni Kristianigsih P.
Penerbit                       : PT Serambi Ilmu Semesta
Tahun terbit                 : 2001
Kota                            : Jakarta
Halaman                      : 126
Dimensi (LxP)             : 13 x 19 cm
Jenis Buku                   : 0, 13
Cetakan ke-                 : 3

Sinopsis : Santiago, seorang lelaki tua penangkap ikan di arus teluk Meksiko sudah delapan puluh empat hari melaut namun sialnya selama itu ia tidak berhasil menangkap seekor ikanpun. Awalnya ia ditemani oleh seorang anak laki-laki bernama Manolin. Tetapi setelah empat puluh hari berlalu tanpa seekor pun ikan yang berhasil ditangkap, orang tua anak laki-laki itu pun menyuruhnya untuk ikut pada perahu lain. Walau tak ada yang menemaninya, lelaki tua itu tetap pergi melaut seorang diri, ia percaya bahwa dihari ke delapan puluh lima ia akan mendapatkan keberuntungan. Setelah dengan sabar menunggu, akhirnya keberuntungan itu memang datang, umpannya dimakan juga oleh seekor ikan marlin yang besar. Namun ikan itu tak menyerah begitu saja, alih-alih terseret oleh kail, ikan itu menyeret perahu yang ditumpangi lelaki tua sambil berputar-putar di sekeliling perahunya. Tak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya, dengan sisa-sisa kekuatan yang dimilikinya dan kesabaran yang luar biasa ia menunggu ikan itu menyerah, naik ke permukaan sehingga ia dapat membunuhnya.
Kesabaran dan keuletannya harus dibayar dengan tangannya yang terluka dan kram karena harus terus menerus memegang tali pancing dan menahannya dengan punggungnya. Setelah berhari-hari menunggu akhirnya ikan itu menyerah dan menyembul ke permukaan, seketika itu juga ditengah kelelahannya lelaki tua itu berhasil mengait ikan besar itu ke pinggir perahu dan membunuhnya dengan besi tajam. Saking besarnya ikan tangkapannya yang panjangnya melebihi melebihi perahunya, lelaki tua itu membiarkan ikan itu tetap berada di air dengan mengikatkannya di sekitar perahunya sambil berlayar menuju pantai. Sayangnya eforia keberhasilan si lelaki tua setelah berhasil menangkap ikan marlin besar hanyalah sesaat.
Tak lama kemudian ikan itu menjadi incaran hiu-hiu yang terus berdatangan untuk menggerogotinya. Kini si lelaki tua kembali harus berjuang untuk membunuh dan mengusir ikan-ikan hiu itu guna menyelamatkan ikan tangkapannya yang telah ia peroleh dengan susah payah dan belum tentu semua orang yang seusianya dapat melakukannya.
Kisah diatas adalah sebuah novel terkenal karya penulis Amerika, Ernest Hemingway yang diberi judul The Old Man and The Sea. Karya ini telah menjadi salah satu karya klasik yang akan terus dibaca dan dimaknai karena pesan yang hendak disampaikannya adalah pesan yang universal yang tak akan hilang tergerus oleh perubahan zaman. The Old Man and the Sea adalah kisah mengenai persahaban dan pelajaran kehidupan yang dramatik dan inpirasional, kisah lelaki tua yang bersahaja yang mengajarkan kita akan kesabaharan, kekuatan hati, serta semangat yang tak pernah menyerah oleh keadaan. Nilai persahabatan dalam novela ini terdiskripsi antara tokoh si lelaki tua dan muridnya, seorang anak lelaki yang bernama Manolin. Walau kisah antara lelaki tua dan Manolin hanya muncul di awal dan diakhir kisah, namun aroma persahabatan akan terasa begitu lekat antara keduanya. Walau Manolin dilarang oleh kedua orang tuanya untuk berlayar karena reputasi Santiago yang buruk dalam hal menangkap ikan, Manolin tak lantas meniggalkan dan meremehkannya. Ia tetap melayani gurunya dan menyediakan semua keperluannya sebelum dan setelah si lelaki tua berlayar seorang diri. Keteguhan dan semangat yang pantang menyerah dalam diri Santiago tergambar dengan jelas dalam novella ini. Sekalipun telah 84 hari berlayar dan tak mendapat seekorpun ikan sehingga dijuluki salao yang artinya tersial dari yang sial, Santiago tak menyerah atau putus asa. Ia yakin bahwa masih ada keberuntungan yang akan ia peroleh di hari ke 85.
Keyakinannya itu diwujudkan dengan berlayar seorang diri, padahal untuk ukuran lelaki setua dia pergi melaut sendiri tanpa ditemani seseorang yang lebih muda dan kuat adalah hal yang sangat berbahaya. Sifat-sifat heroisme Santiago dan semangat yang tak pernah menyerah terlihat jelas ketika Hemingway mengisahkan dengan detail bagaimana si lelaki tua harus berjuang seorang diri untuk menaklukkan ikan tangkapannya dan juga usaha luar biasanya ketika ia menghalau hiu-hiu yang hendak menggerogotiikan tangkapannya. Kisah Santiago, si lelaki tua ini memang sangat-sangat menarik. Hemingway tampaknya berhasil menggambarkan kisah perjuangan si lelaki tua dengan begitu hidup, detail dan dramatis.
Pegalaman Hemingway yang juga gemar memancing di laut dan ketrampilan menulisnya yang terasah saat menjadi jurnalis tampaknya turut memberi andil dalam menghidupkan karyanya ini dengan memberikan gambaran secara detail saat si lelaki tua berjuang untuk menaklukkan tangkapannya.


Unsur Intrinsik Novel
Tema                           : Kegigihan
Tokoh/Penokohan       : 1. Lelaki Tua/Santiago :
Sabar, gigih, berjuang tanpa   menyerah.
2. Anak lelaki/Manolin :
Baik hati, suka menolong
Alur                             : Maju
Latar                            : 1) Tempat : Di perairan arus teluk, Gubuk, Tengah laut
2) Waktu  : Siang hari, Malam hari, Pagi-pagi buta,    Petang
  3) Suasana: Mengharukan
Amanat                       : Kita harus tetap bersabar menghadapi berbagai cobaan dan  kita harus berjuang dengan gigih serta semangat tinggi dan tanpa menyerah untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.

 


Tidak ada komentar: