THE OLD MAN AND THE SEA
LELAKI TUA DAN LAUT
Judul Novel : The Old Man And The Sea J
Judul Terjemahan : Lelaki Tua Dan Laut
Penulis : Ernest Hemingway
Penerjemah : Yuni Kristianigsih P.
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
Tahun terbit : 2001
Kota : Jakarta
Halaman : 126
Dimensi (LxP) : 13
x 19 cm
Jenis Buku :
0, 13
Cetakan ke- : 3
Sinopsis : Santiago, seorang lelaki tua
penangkap ikan di arus teluk Meksiko sudah delapan puluh empat hari melaut
namun sialnya selama itu ia tidak berhasil menangkap seekor ikanpun. Awalnya ia ditemani oleh seorang
anak laki-laki bernama Manolin. Tetapi setelah empat puluh hari berlalu tanpa
seekor pun ikan yang berhasil ditangkap, orang tua anak laki-laki itu pun
menyuruhnya untuk ikut pada perahu lain. Walau tak ada yang menemaninya, lelaki
tua itu tetap pergi melaut seorang diri, ia percaya bahwa dihari ke delapan
puluh lima ia akan mendapatkan keberuntungan. Setelah dengan sabar menunggu,
akhirnya keberuntungan itu memang datang, umpannya dimakan juga oleh seekor
ikan marlin yang besar. Namun ikan itu tak menyerah begitu saja, alih-alih terseret
oleh kail, ikan itu menyeret perahu yang ditumpangi lelaki tua sambil
berputar-putar di sekeliling perahunya. Tak ada kata menyerah dalam kamus
hidupnya, dengan sisa-sisa kekuatan yang dimilikinya dan kesabaran yang luar
biasa ia menunggu ikan itu menyerah, naik ke permukaan sehingga ia dapat
membunuhnya.
Kesabaran dan keuletannya harus dibayar dengan tangannya
yang terluka dan kram karena harus terus menerus memegang tali pancing dan
menahannya dengan punggungnya. Setelah berhari-hari menunggu akhirnya ikan itu
menyerah dan menyembul ke permukaan, seketika itu juga ditengah kelelahannya
lelaki tua itu berhasil mengait ikan besar itu ke pinggir perahu dan
membunuhnya dengan besi tajam. Saking besarnya ikan tangkapannya yang
panjangnya melebihi melebihi perahunya, lelaki tua itu membiarkan ikan itu
tetap berada di air dengan mengikatkannya di sekitar perahunya sambil berlayar
menuju pantai. Sayangnya eforia keberhasilan si lelaki tua setelah berhasil
menangkap ikan marlin besar hanyalah sesaat.
Tak lama kemudian ikan itu menjadi incaran hiu-hiu yang
terus berdatangan untuk menggerogotinya. Kini si lelaki tua kembali harus
berjuang untuk membunuh dan mengusir ikan-ikan hiu itu guna menyelamatkan ikan
tangkapannya yang telah ia peroleh dengan susah payah dan belum tentu semua
orang yang seusianya dapat melakukannya.
Kisah diatas adalah sebuah novel terkenal karya penulis Amerika,
Ernest Hemingway yang diberi judul The Old Man and The Sea. Karya ini telah
menjadi salah satu karya klasik yang akan terus dibaca dan dimaknai karena
pesan yang hendak disampaikannya adalah pesan yang universal yang tak akan
hilang tergerus oleh perubahan zaman. The Old Man and the Sea adalah kisah
mengenai persahaban dan pelajaran kehidupan yang dramatik dan inpirasional,
kisah lelaki tua yang bersahaja yang mengajarkan kita akan kesabaharan,
kekuatan hati, serta semangat yang tak pernah menyerah oleh keadaan. Nilai
persahabatan dalam novela ini terdiskripsi antara tokoh si lelaki tua dan
muridnya, seorang anak lelaki yang bernama Manolin. Walau kisah antara lelaki
tua dan Manolin hanya muncul di awal dan diakhir kisah, namun aroma
persahabatan akan terasa begitu lekat antara keduanya. Walau Manolin dilarang
oleh kedua orang tuanya untuk berlayar karena reputasi Santiago yang buruk dalam
hal menangkap ikan, Manolin tak lantas meniggalkan dan meremehkannya. Ia tetap
melayani gurunya dan menyediakan semua keperluannya sebelum dan setelah si
lelaki tua berlayar seorang diri. Keteguhan dan semangat yang pantang menyerah
dalam diri Santiago tergambar dengan jelas dalam novella ini. Sekalipun telah
84 hari berlayar dan tak mendapat seekorpun ikan sehingga dijuluki salao yang
artinya tersial dari yang sial, Santiago tak menyerah atau putus asa. Ia yakin
bahwa masih ada keberuntungan yang akan ia peroleh di hari ke 85.
Keyakinannya itu diwujudkan dengan
berlayar seorang diri, padahal untuk ukuran lelaki setua dia pergi melaut
sendiri tanpa ditemani seseorang yang lebih muda dan kuat adalah hal yang
sangat berbahaya. Sifat-sifat heroisme Santiago dan semangat yang tak pernah
menyerah terlihat jelas ketika Hemingway mengisahkan dengan detail bagaimana si
lelaki tua harus berjuang seorang diri untuk menaklukkan ikan tangkapannya dan
juga usaha luar biasanya ketika ia menghalau hiu-hiu yang hendak menggerogotiikan
tangkapannya. Kisah
Santiago, si lelaki tua ini memang sangat-sangat menarik. Hemingway tampaknya
berhasil menggambarkan kisah perjuangan si lelaki tua dengan begitu hidup,
detail dan dramatis.
Pegalaman Hemingway yang juga gemar
memancing di laut dan ketrampilan menulisnya yang terasah saat menjadi jurnalis
tampaknya turut memberi andil dalam menghidupkan karyanya ini dengan memberikan
gambaran secara detail saat si lelaki tua berjuang untuk menaklukkan
tangkapannya.
Unsur Intrinsik Novel
Tema : Kegigihan
Tokoh/Penokohan : 1. Lelaki
Tua/Santiago :
Sabar, gigih, berjuang tanpa menyerah.
2. Anak lelaki/Manolin :
Baik hati, suka menolong
Alur : Maju
Latar : 1) Tempat : Di perairan arus teluk, Gubuk, Tengah laut
2) Waktu : Siang
hari, Malam hari, Pagi-pagi buta, Petang
3) Suasana: Mengharukan
Amanat
: Kita harus tetap
bersabar menghadapi berbagai cobaan dan kita
harus berjuang dengan gigih serta semangat tinggi dan tanpa menyerah untuk
mencapai sesuatu yang kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar