A.
Sejarah Permainan Bola Voli
1. Sejarah
Perkembangan Bola Voli di Daerah Asalnya
William G.
Morgan (New York, 1870–1942) adalah tokoh asal Amerika Serikat yang dikenal
sebagai pencipta olahraga bola voli. Ia menciptakan permainan bernama
Mintoinette yang dirancang tidak seberat basket agar cocok dimainkan
orang-orang yang lebih tua. 9 Februari 1895 menjadi hari kelahiran permainan
ini. Dirancang berdasarkan olahraga lain asal Jerman bernama faustball,
permainan yang ini kemudian berganti nama menjadi volleyball (bola voli).
Perubahan nama
Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada tahun 1896, pada
demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Morgan
juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan
di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut
penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak
pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan
tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar
tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain
(wilayah lawan).
Pemilihan nama
Volleyball sebagai pengganti Mintonette-pun tidak dilakukan dengan tanpa
pertimbangan. Nama Volleyball dipilih berdasarkan gerakan-gerakan utama yang
terdapat pada permainan tersebut, yaitu gerakan memukul bola sebelum bola
tersebut jatuh ke tanah (volley).
Beberapa peraturan yang pertama kali ditulis oleh Morgan adalah
penggunaan net setinggi 6 feet 6 inch (ukuran ini disesuaikan dengan tinggi
rata-rata orang Amerika yang pada abad ke-19 tersebut ternyata lebih pendek),
lapangan berukuran 7.6 x 15.2 m2, dan dimainkan oleh beberapa orang pemain.
Dalam peraturan lama tersebut, permainan terbagi atas sembilan babak. Pada
setiap babak, masing-masing tim memperoleh kesempatan untuk melakukan servis
(memukul bola di awal permainan/pukulan bola pertama). Selain itu, dalam peraturan
yang pertama kali dibuat tersebut tidak terdapat batasan kontak antara pemain
dengan bola, sebelum bola tersebut dapat dipukul dan berpindah ke wilayah
lawan. Jika pemain melakukan kesalahan ketika melakukan servis, maka ia masih
diijinkan untuk melakukan servis yang kedua. Sedangkan pemukulan bola ke arah
net akan dianggap sebagai sebuah pelanggaran dan berakibat kehilangan skor,
kecuali pada saat melakukan servis yang pertama. Karena setelah servis pertama,
masih terdapat kesempatan untuk melakukan servis yang kedua. Akhirnya,
merekapun memodifikasi dan menerbitkan peraturan tersebut pada bulan Juli 1896.
2. Sejarah
Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia
mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.
Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk
mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya. Permainan bola voli di
Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub
di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22
januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta
bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu
aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalam maupun ke luar negeri sampai
sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian
Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untuk
wanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di
Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan
bola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di
seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta
pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di
mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini
permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan
bulu tangkis.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah
dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena
Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior
putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer
Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik
diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan
olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam
kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :
1. Uni Sovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5.Kuba
6. Yunani
7. Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode
di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. Mochamad Sanusi,
perbolavolian makin meningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun
dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung sampai dengan kegiatan yang
dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
B. Teknik
Dasar Permainan Bola Voli
1. Servis
Teknik dasar
pertama yang dikenal dalam permainan bola voli adalah teknik melakukan servis.
Secara sederhana, teknik servis pada bola voli adalah pemain berdiri di
belakang garis belakang lapangan, melemparkan bola ke udara, kemudian memukul
bola tersebut ke arah lapangan atau area lawan. Meskipun terdengar sederhana,
namun pada pelaksanaan teknik ini juga ada beberapa hal yang harus menjadi
perhatian. Tujuan melakukan servis adalah semaksimal mungkin mengarahkan dan
menjatuhkan bola pada area lawan yang kosong atau terlihat lemah, sehingga
tidak dapat diterima oleh tim lawan. Atau, mengarahkan bola ke area lawan
dengan keras dan kecepatan yang tinggi, sehingga tim lawan tidak mampu menahan
atau mengendalikannya, dan diharapkan bola tersebut akan keluar lapangan
setelah tersentuh pemain lawan. Maka untuk memaksimalkan hasil dari servis
tersebut, seorang pemain yang melakukan servis tentunya harus mampu mengatur
arah dan kecepatan bola, sehingga tim lawan akan kesulitan untuk menerima,
menahan, maupun mengendalikan servis tersebut.Ketika bola yang diservis
tersebut mendarat ke area lawan secara langsung (tanpa menyentuh pemain lawan),
maka servis tersebut biasa disebut dengan “ace”. Sebutan tersebut juga berlaku
untuk servis yang keluar lapangan, setelah terlebih dahulu menyentuh salah
seorang pemain dari tim lawan.
Seiring dengan
perjalanannya yang terus exist di dunia olahraga, saat ini teknik servis juga
telah mengalami banyak perkembangan. Teknik servis dalam permainan bola voli
telah berkembang menjadi 9 macam, yaitu:
a.
Underhand
dan Overhand Serve (Servis atas dan servis bawah)
Underhand serve
adalah melakukan servis atau memukul bola dari bawah, yaitu pada ketinggian
sekitar area pinggang pemain. Underhand serve ini merupakan salah satu teknik
servis yang termudah, dan juga sebagai salah satu servis yang sangat mudah
diterima oleh tim lawan. Maka dari itu, teknik Underhand serve ini jarang
sekali digunakan pada kejuaraan tingkat tinggi. Sedangkan Overhand serve adalah
teknik servis yang dilakukan dari atas, yaitu dengan cara melemparkan bola ke udara
kemudian memukulnya setelah bola tersebut kembali turun mencapai ketinggian di
atas bahu pemain.
b.
Sky
Ball Serve
Sky ball seve
adalah sejenis teknik servis underhand yang biasa dipergunakan dalam permainan
bola voli pantai. Dalam Sky ball serve, hasil pemukulan bola (servis) dibuat
melambung sangat tinggi, dan kemudian bola tersebut akan turun kembali dengan
gerakan yang hampir membentuk garis lurus. Tim bola voli pantai Brazil-lah yang
telah menciptakan dan menggunakan teknik servis ini pada awal tahun 1980-an.
Saat ini, jenis teknik servis tersebut sudah dianggap sangat kuno, sehingga
sangat jarang dipergunakan lagi.
c. Line dan Cross_Court serve
Untuk
membedakan kedua jenis servis ini dapat dilihat dari arah gerakan bola yang
menyeberang ke area lawan. Dalam hal ini, arah gerakan bola dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu menyilang dan lurus sejajar dengan garis memanjang pada
lapangan bola voli.
d. Top Spin
Top Spin
merupakan salah satu jenis Underhand serve. Dalam teknik servis ini, bola yang
dipukul mengenai bagian telapak tangan sekaligus pergelangan tangan. Dengan
teknik ini, bola akan melesat ke area lawan dengan berputar. Putaran tersebut
akan membuat bola melesat dan jatuh ke area lawan dengan cepat, tajam, dan
keras.
e. Floater
Teknik servis
Floater dapat dilakukan dengan cara melompat maupun hanya dengan berdiri saja.
Pada jenis teknik Overhand serve ini, bola yang dipukul tidak berputar. Servis akan
melesat ke area lawan tanpa gerakan berputar pada bola. Meskipun demikian,
teknik servis ini akan menghasilkan gerakan bola yang tidak dapat diprediksi
oleh tim lawan.
f. Jump Serve
Teknik Jump
serve ini adalah salah satu jenis teknik servis yang paling populer dan paling
banyak digunakan di kalangan tim bola voli tingkat perguruan tinggi maupun profesional.
Teknik Jump serve ini juga masih termasuk dalam kategori teknik Overhand serve.
Pemain yang akan melakukan Jump serve akan melempar bola tinggi ke udara,
setelah sebelumnya melakukan persiapan di luar garis belakang lapangan. Setelah
itu, pemain melakukan langkah pendekatan (penyesuaian) terhadap bola yang
sedang bergerak turun, kemudian ia akan melompat dan memukul bola tersebut
dengan keras. Teknik Jump serve ini akan menghasilkan servis dengan gerakan
bola yang berputar, sangat cepat, keras, dan tajam. Hal inilah yang membuat
teknik servis ini menjadi sangat populer di kalangan para pemain bola voli.
g. Jump
Float
Salah satu
jenis servis yang juga populer di kalangan pemain bola voli tingkat perguruan
tinggi dan profesional adalah Jump float. Teknik Jump float ini hampir sama
dengan teknik Jump serve dan floater. Pada teknik ini, pemain akan melempar
bola ke udara dengan ketinggian yang lebih rendah dari teknik Top spin jump
serve. Sedangkan kontak dengan bola (pemukulan) tetap dilakukan di udara.
Teknik ini akan menghasilkan servis dengan arah bola yang tidak dapat
diprediksi oleh tim lawan. Hal itulah yang membuat teknik servis ini menjadi
lebih populer dan banyak digunakan pada kalangan perguruan tinggi dan
profesional.
h. Round-House Serve
Pada teknik
Round-House serve, pemain yang akan melakukan servis berdiri di luar garis
belakan lapangan, dengan posisi salah satu bahu menghadap ke arah net. Setelah
itu, bola dilempar tinggi ke udara dan dipukul dengan menggunakan gerakan
lengan yang berputar dengan cepat. Pemukulan pada bola dilakukan dengan
menggunakan telapak tangan. Hal ini akan memberikan hasil servis dengan putaran
bola yang tinggi.
i. Hybrid Serve
Salah satu
kategori teknik Overhand serve yang lain adalah Hybrid serve. Pada dasarnya,
teknik Hybrid serve sama dengan teknik Top spin serve. Teknik Hybrid serve ini
juga akan menghasilkan servis dengan arah gerakan yang sangat sulit untuk
diprediksi oleh tim lawan.
2. Pass/Passing
Salah satu
teknik dasar dan vital yang lain, yang juga wajib dikuasai oleh setiap pemain
bola voli adalah teknik pass. Tanpa adanya penguasaan teknik pass yang baik,
maka sebuah tim tidak akan mampu menghadapi pertandingan dengan baik. Karena,
pass adalah langkah awal yang akan menentukan kemampuan sebuah tim untuk
bertahan dan melakukan penyerangan. Dengan adanya penguasaan teknik pass yang
baik, maka seorang setter akan lebih mudah dalam menyesuaikan arah dan tinggi
bola yang akan diset. Dengan demikian, sang attacker-pun akan dapat melakukan
spike secara maksimal. Pass yang baik, bukanlah pass yang hanya mampu mencegah
bola agar tidak jatuh atau menyentuh area timnya, tetapi juga harus mampu
mencapai posisi setter dengan arah yang tepat, serta dengan gerakan dan
kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang setter dan attacker akan mampu
menciptakan berbagai variasi serangan dengan mudah. Sebenarnya,
teknik pass ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teknik Underarm pass
(passing bawah) dan Overhand pass (passing atas). Underarm pass
atau yang juga biasa dikenal dengan sebutan bump, dilakukan dengan
menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu, dengan arah lurus ke depan. Bola
yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah pada bagian dalam. Teknik ini
dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu dengan ketinggian sekitar batas
pinggang pemain. Sedangkan Overhand pass adalah teknik pass yang dilakukan dengan
menggunakan ujung jemari tangan, seperti ketika melakukan set. Teknik ini
dilakukan pada posisi di atas kepala.
3. Umpan
a. Umpan
Kedepan
Pengumpan
menempatkan posisi badan dibawah dan agak dibelakang arah gerak bola, kedua
telapak tangan dan jari² membentuk bulatan ½ lingkaran telah siap didepan atas
muka dahi. Berikut Jenis² Umpan.
1. Umpan Normal/Open.
Bola segera
diumpan keatas dengan kekuatan dorongan lengan, jari dan pergelangan tangan
serta ayunan kaki. Usahakan bola parabol keatas net dengan ketinggian lebih
dari 2m dari tepi atas net. Bola berada diantara smasher dan pengumpan sejajar
net dengan jarak dari net ± 20cm – 50cm.
2. Umpan Semi.
Perkenaan bola
tepat diatas dahi segaris dengan sumbu badan, dimana umpan dilakukan dengan
gerak keatas depan, ketinggian bola diatas tepi net antara diatas 1m s/d 2m.
Penentuan kualitas parabol dan jalannya bola tergantung kekuatan jari,
pergelangan tangan dan lengan. Timing pemberian umpan semi dilakukan bila
smasher telah kelihatan bergerak maju
awalan dengan jarak ± 1m dari pengumpan.
3. Umpan Straight/Kamboja.
Parabol bola
antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi atas net. Dorongan bola lebih dominan
dibandingkan dengan gerak keatas untuk parabol bola, Bola diatas net meluncur
agak cepat dengan jarak 20cm – 50cm dari net, dimana akhir parabol bola
terletak diatas garis samping lapangan. Begitu bola datang segera dipantulkan
kedepan atas dengan cepat, setelah pengumpan melihat smasher telah berawalan
merapat dengan net diluar garis samping lapngan. Timing pemberian umpan harus
tepat, yaitu saat bola telah didepan atas dahi dan smasher telah siap mengambil
awalan.
4. Umpan Quick.
Teknik umpan
ini memerlukan ketinggian bola 50cm s/d
1m dari tepi atas net. Timing pemberian bola saat smasher telah melayang keatas
didepan pengumpan siap untuk memukul bola, biasanya pasing bola datang, tunggu
sebentar sampai smasher meloncat untuk menunggu bola diatas net. Gerakan utama
dalam umpan pendek ini adalah kekuatan jari dan pergelangan pengumpan,
perkenaan tangan terhadap bola sama dengan pelaksanaan umpan semi. Arah umpan
parabol vertical disebut quick A, sedangkan parabol straight disebut quick B.
b. Umpan Kebelakang
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah bola, badan agak
dicondongkan kebelakang sedikit. Gerak jari & pergelangan tangan lebih
aktif, terutama ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, lengan segaris dengan
kecondongan badan bagian atas saat pelaksanaan umpan. Pandangan kebelakang
sedikit untuk melihat jalannya bola kearah belakang. Jenis umpan kebelakang
sama dengan umpan kedepan.
4.
Smash
(Untuk serangan guna mematikan lawan)
a.
Awalan
Berdiri dengan
salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher
normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang
baik, dapat mengambil ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai
bergerak kebelakang, berat badan berangsur² merendah untuk membantu tolakan.
b.
Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan
salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai
persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas
sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap
untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.
c.
Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai
dan mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik
keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan
serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan
vertikal.
d.
Memukul
Bola
Jarak bola
didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang
kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan
tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan
bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan
tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola.
Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis
tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan,
telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan
eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar
akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
e.
Mendarat
Mendarat dengan
kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki
dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap
badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan
tempat saat meloncat. Berikut Jenis²
Smash.
1. Open
Pemukul
melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul
dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.
2. Semi
Setelah bola
lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan
dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola
dengan ketinggian 1m ditepi atas net
maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini kecepatan
gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open.
3. Quick
Begitu melihat
bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan
langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu
jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan
tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul.
Lakukan pukulan dengan secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat
sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan
pada saat melayang.
4. Straight
Smasher sebelum
melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan
mendekati tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas
tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung
memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan
smash dengan bola semi.
5. Drive
Smash ini
biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher
agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola
yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan
tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah
jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras,
perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan,
aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan
cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu. Akibat cambukan
kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net, bola bergerak
dengan cepat dan tajam.
6. Dummy
Pemain
melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash, tetapi pada
waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja dengan
jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul
mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat
dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.
7. Bola 3 Meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang,
pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh
menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja
jatuh didalam garis serang.
8. Kijang
Biasanya umpan
bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan
menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
9. Double Step
Smash dengan
menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan untuk
melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh
block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan serangan.
10. Step L Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan
berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping
sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.
5. Block/Blokir
Teknik dasar
yang lain, yang terdapat dalam permainan bola voli adalah Block. Teknik ini
digunakan untuk menahan serangan yang dilakukan oleh tim lawan. Pertahanan
dalam teknik block dapat berupa menahan serangan lawan agar bola yang di-spike
oleh pemain dari tim lawan tidak mampu menyeberangi net dan tetap berada di
area lawan. Atau pertahanan yang berupa memperlambat gerakan bola yang telah
di-spike oleh pemain dari tim lawan, sehingga gerakannya menjadi lebih lambat dan
lebih mudah untuk di kendalikan. Sebagai salah
satu teknik pertahanan yang sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli, maka
sebaiknya setiap pemain harus mampu menguasai teknik ini dengan baik.
Untuk melakukan
teknik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua kaki dalam posisi yang
sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan diletakkan di depan dada, dengan
posisi telapak tangan mengahadap ke arah net dan dengan jari-jari terbuka
(dikembangkan) selebar mungkin. Untuk melakukan lompatan yang maksimal, lutut
ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah depan. Setelah
itu, lakukan lompatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat
melakukan lompatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan. Agar
pertahanan block dapat dilakukan secara meluas, maka jari-jari tangan sebaiknya
dibuka ketika melakukan block. Posisi jari-jari yang terbuka ini akan semakin
mempersempit jalur penyeberangan bola melewati net, sehingga akan memaksimalkan
fungsi block. Ketika spiker dari tim lawan memukul bola, maka blocker yang
sudah berada dalam posisi melayang di udara segera menghadapakan kedua
tangannya ke arah bola tersebut dan berusaha untuk menguasai bola. Sewaktu
tangan melakukan kontak dengan bola, pergelangan tangan menekan dari arah atas
ke depan bawah. Pada saat yang sama, jari-jari kedua tangan sebaiknya
ditegangkan agar dapat menahan tekanan bola dengan kuat. Block yang baik adalah
block yang ketika bola belum dipukul, tangan blocker sudah berada dalam posisi
mengurung bola. Setelah melakukan kontak (block) dengan bola, maka blocker-pun
mendarat kembali ke lantai dengan menggunakan kedua kaki, dan dengan lutut yang
lentur.
6. Dig
Untuk
menyelamatkan bola agar tidak jatuh setelah di-spike oleh tim lawan, maka
biasanya seorang pemain akan melakukan teknik Dig. Teknik ini biasanya
digunakan dalam keadaan darurat. Ketika posisi jatunya bola sudah berada dekat
dengan lantai dan tidak dapat diselamatkan lagi dengan menggunakan teknik pass,
maka teknik Dig inilah yang akhirnya digunakan.
Pada dasarnya,
teknik Dig ini sama dengan teknik pass atau bump. Istilah Overhand dig
digunakan ketika seorang pemain melakukan Dig dengan menggunakan ujung
jemarinya. Sementara Bump dig adalah istilah yang digunakan untuk Dig yang
dilakukan dengan menggunakan kedua lengan yang digabungkan. Dalam teknik Dig,
seorang pemain biasanya juga menampilkan gerakan meluncur (dive), yaitu
melemparkan tubuhnya ke arah depan untuk menyelamatkan bola, yang kemudian
mendarat dengan menggunakan dadanya. Selain itu,
terkadang seorang pemain juga melakukan teknik yang disebut dengan “pancake”
untuk menyelamatkan bola yang hampir menyentuh lantai.
C.
Teknik Permainan Bola Voli
1. Strategi
Strategi
merupakan rancangan langkah-langkah yang sudah diprogram atau direncanakan,
yang akan dilakukan ketika mengikuti sebuah pertandingan. Pada
setiap tim bola voli, ada 5 posisi yang wajib diisi oleh pemain. Ke-5
posisi yang terdapat pada permainan bola voli tersebut adalah = Setter. Setter
adalah pemain yang dispesialisasikan untuk mengatur bentuk penyerangan. Bola
kedua setelah pass akan di set oleh setter, kemudian ia akan menempatkan bola
di udara agar dapat di spike oleh attacker. Dengan demikian, setter dan
attacker harus mampu menciptakan kerjasama dengan baik. Setter harus memiliki
kualitas yang bagus dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan di spike.
Selain itu, setter haruslah seorang pemain yang lincah dan mampu bergerak
dengan cepat di area permainan.
a.
Libero
Jika kita
memperhatikan sebuah pertandingan bola voli, maka pada setiap tim kita akan
melihat seorang pemain yang menggunakan seragam yang berbeda dengan semua
pemain di timnya. Pemain dengan seragam yang berbeda itulah yang disebut dengan
libero. Dalam bahasa Italia, libero mempunyai arti “bebas”. Sesuai dengan nama
tersebut, maka libero adalah pemain yang dapat secara bebas mengambil alih
peran pemain yang lain. Namun, dalam sebuah pertandingan, libero tidak boleh
memiliki dua posisi atau berganti posisi.
Pada dasarnya,
libero bertugas untuk menerima serangan-serangan (spikes) yang dilakukan oleh
attacker tim lawan. Berdasarkan fungsi utama tersebut, maka seorang libero
tidak harus memiliki postur tubuh yang tinggi seperti pemain yang lain. Hal ini
karena seorang libero tidak bermain di area yang dekat dengan net. Yang paling
ditekankan bagi seorang libero adalah kualitas pass yang baik, memiliki
kecepatan gerak yang tinggi, dan tentu saja harus memiliki stamina yang baik.
b.
Blocker
tengah (Middle Bolcker) atau spiker tengah (Middle Hitter)
Middle blocker
adalah pemain yang pada dasarnya bertugas menahan serangan attacker dari tim
lawan. Namun, Middle blocker ini juga dapat bertugas sebagai seorang spiker.
Biasanya, Middle blocker ini melakukan spike berupa quick hit.
c.
Spiker
luar (Outside hitter)
Outside hitter
adalah seorang attacker yang melakukan spike dari sisi kiri lapangan. Disebut
“Outside hitter”, karena ketika hendak melakukan spike, pemain ini biasanya
selalu mengambil awalan dari luar garis samping lapangan.
d.
Spiker
Kanan (Right Side Hitter)
Right spike
hitter adalah lawan dari Outside hitter. Pemain ini menempati posisi yang
berlawanan dengan Outside hitter, yaitu di sebelah kanan. Spike-pun dilakukan
dari sebelah kanan. Biasanya, Right side hitter adalah salah seorang pemain
yang paling banyak melakukan spike dalam sebuah pertandingan bola voli
dibandingkan dengan pemain-pemain yang lain.
2.
Formasi
4-2, 6-2, dan
5-1 adalah tiga macam formasi standar yang dikenal dalam permainan bola voli.
Untuk pertandingan pada kelas pemula, biasanya menggunakan formasi yang
pertama, yaitu formasi 4-2. Sedangkan pada permainan kelas tinggi, biasanya
menggunakan formasi 5-1. Angka-angka tersebut mengarah pada jumlah pemain yang
akan berperan sebagai spiker dan setter.
a.
Formasi
4-2
Yang dimaksud
dengan formasi 4-2 adalah, pada tim tersebut terdapat empat orang pemain yang
akan berperan sebagai spiker, dan 2 orang lainnya akan berperan sebagai setter.
Pada formasi ini, setter biasanya akan melakukan set dari posisi tengah depan
lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan set dari posisi depan
sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini, maka sebuah tim akan
selalu memiliki dua orang spiker pada bagian depan.
b.
Formasi
6-2
Pada formasi
6-2 ini, ke-6 pemain dapat berperan sebagai spiker. Dan pada saat yang sama,
dua dari enam pemain tersebut juga dapat berperan sebagai setter. Intinya,
formasi 6-2 ini sama dengan formasi 4-2, yaitu akan sama-sama memiliki 4 orang
pemain yang berperan sebagai spiker dan 2 orang pemain sebagai setter.
Perbedaannya, yang berperan sebagai setter pada formasi 6-2 ini adalah pemain
yang berada pada barisan belakang. Pemain belakang akan masuk ke depan untuk
menjadi setter.
c.
Formasi
5-1
Pada formasi
5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan bertindak sebagai setter. Ketika
setter berada di posisi depan (baris depan), makan tim tersebut akan memiliki 2
orang pemain yang akan berperan sebagai spiker. Sedangkan ketika setter berada
di barisan belakang,maka tim tersebut akan memiliki 3 orang pemain yang akan
berperan sebagai spiker.
D.
Peraturan-Peraturan Dalam Permainan Bola Voli
1. Lapangan
Olahraga
permainan bola voli dimainkan pada sebuah lapangan yang berbentuk persegi
panjang. Seiring dengan terus berkembangnya permainan bola voli, maka
standar-standar ukuran internasional dan sarana pendukung pada lapangan bola
voli-pun telah ditetapkan.
# Panjang Lapangan = 18 Meter
# Lebar Lapangan
= 9 Meter
Panjangan
lapangan tersebut kemudian dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang
dipasang pada dua buah tiang.
# Tinggi Net : Putra = 2.43 Meter
: Putri = 2.24 Meter
# Lebar = 1 Meter
2.
Rod
/ Antena
Rod / antena
terbuat dari bahan fiberglass. Ukuran panjang : 180 cm Diameter : 1 cm
Warna : selang –seling (merah –putih atau hitam –putih) setiap 10 cm Antena
dipasang tepat pada pita batas samping kanan dan samping kiri lapangan, 100 cm
menempel pada net dan yang menonjol di atas net sepanjang 80 cm.
Dalam lapangan
bola voli dikenal istilah garis “3 meter” dari net. Garis tersebut berfungsi
sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter tersebut
kemudian membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang (back
row), dan barisan depan (front row). Kemudian, pada
masing-masing bagian itu (back row dan front row) masih dibagi lagi menjadi 6
area atau 6 titik. Pada keenam area atau titik itulah yang merupakan posisi
para pemain bola voli. Area “1” merupakan posisi pemain yang akan melakukan servis
berikutnya. Setiap pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain harus
berputar searah dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan giliran melakukan
servis. Dengan melakukan putaran searah dengan putaran jarum jam, maka pemain
pada posisi pertama akan digantikan oleh pemain yang sebelumnya menempati
posisi kedua. Sedangkan pemain yang awalnya menempati posisi 1 akan bergeser ke
posisi 6, begitu seterusnya.
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat istilah zona bebas (free
zone). Zona bebas ini merupakan area yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat
memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter
tersebut dengan bebas, setelah salah seorang pemain melakukan servis.
Batas-batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan garis-garis yang tergambar
dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di dalam area tersebut.
Garis-garis area tim tersebut juga menentukan apakah bola yang jatuh akan
dinyatakan “masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih menyentuh garis
area tim, maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan akan memperoleh
nilai. Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim tanpa menyentuh garis area
tim, maka bola dinyatakan “keluar”.
3. Bola
Bola pada
permainan bola voli berbentuk bulat.
Lapisan luar : kulit yang lentur Lapisan dalam : karet / sejenisnya
Jumlah lajur : 12 –18 lajur Ukuran berat : 250 –280 gram Keliling : 65 –67 cm
Tekanan udara : 0,40 –0,45 kg / cm2.
4.
Bentuk-bentuk Pelanggaran
a. Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah dan melewati net ke
area lawan. Jika setelah dipukul sebanyak tiga kali namun bola masih belum
berpindah ke area lawan, maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
b. Setiap
pemain hanya diizinkan menyentuh bola sebanyak satu kali, sebelum dioper ke
pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola lebih dari sekali sebelum bola
tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja maupun tidak), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola
ketika melakukan block tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang
menyentuh bola ketika melakukan block tersebut masih diizinkan secara langsung
untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar dari block-nya.
c. Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu lebih dari 8 detik
ketika melakukan servis.
d. Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa bola (menyentuh bola
dalam waktu yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini dianggap sebagai sebuah
pelanggaran.
e. Spike yang dilakukan oleh pemain
pada baris belakang, sementara bola berada tepat di atas net akan dinyatakan
sebagai sebuah pelanggaran. Hal ini dapat dilakukan jika pemain tersebut
melompat dari belakang garis penyerangan (garis 3 meter), dalam hal ini pemain
diperbolehkan untuk mendarat di depan garis penyerangan.
f. Memukul bola yang masih terdapat di
area lawan dinyatakan sebagai sebuah kesalahan.
g.Menyentuh net dengan salah satu bagian tubuh ( kecuali rambut),
ketika permainan sedang berlangsung akan dinyatakan sebagai pelanggaran.
h. Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar
area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
i. Pelanggaran yang terkadang juga dilakukan oleh seorang pemain voli
adalah melakukan block atau spike pada bola yang belum melewati net secara
sempurna, ketika tim lawan melakukan servis.
j. Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah kesalahan adalah ketika
pemain pada baris belakang bergabung melakukan block dengan pemain pada baris
depan.
k. Jika pemain depan dari tim server melompat, melakukan gerakan
block, atau saling berdiri berdekatan ketika salah seorang pemain dari timnya
melakukan servis dengan tujuan untuk menghalangi pandangan tim lawan, maka hal
ini juga dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Tim tersebut akan mendapat
peringatan dari pihak wasit.
l. Pelanggaran
yang lain adalah posisi kaki pemain yang berada di dalam garis lapangan, atau
menginjak garis belakang lapangan ketika melakukan servis (sebelum bola
melewati net).
5. Penilaian
a. Salah satu tim akan memperoleh nilai secara otomatis jika bola
jatuh di dalam garis area lawan atau ketika tim lawan melakukan sebuah
kesalahan. Dalam peraturan ini tidak meperhitungkan tim manakah yang sebelumnya
melakukan servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke tangan lawan, dan tim
lawanlah yang selanjutnya akan melakukan servis berikutnya.
b. Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim yang memperoleh nilai,
maka servis yang selanjutnya masih akan dilakukan oleh pemain yang sama, yang
sebelumnya melakukan servis.
c. Posisi pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam jika
servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang memperoleh poin. Dengan
demikian, servis akan dilakukan oleh pemain yang sebelumnya menempati area 1.
d. Pertandingan pada setiap set akan berakhir ketika salah satu tim
memperoleh poin 25. 2 poin tambahan akan diberikan ketika kedua tim memperoleh
poin yang sama yaitu pada poin 24.
e. Biasanya, pertandingan akan dilangsungkan dalam 5 set. Pada set
pertama hingga set ke-4 akan dimainkan hingga 25 poin. Sedangkan pada set ke-5,
permainan hanya akan dimainkan hingga 15 poin. Tambahan 2 poin akan diberikan
jika kedua tim mendapatkan poin yang sama, yaitu pada poin 14.
f. Terkadang,
sistem penilaian pada setiap turnamen atau pertandingan berbeda. Pada
pertandingan tingkat SMU dan profesional biasanya hanya dilangsungkan hingga 3
set, dengan total poin hingga 30 poin Peraturan penggunaan 25 poin baru mulai
diberlakukan pada tahun 1999. Perubahan peraturan tersebut dilakukan oleh FIVB
pada tahun 1999, dan mulai ditetapkan secara resmi pada tahun 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar